Senin, 27 Juni 2011

wanita menjalin kasih dengan budaya dan pola pikirnya

Budaya sering menempatkan pria dihierarki teratas. Sedangkan wanita dikaitkan pada kodratnya yang lemah. Demi adat dan budayanya, wanita terpaksa berdiam pasrah pada "comfort zone" dan menjadi kaum marjinal. Meski tuntutan persamaan gender, keras disuarakan. Justru menghadirkan dilematis pada pola pikir yang masih terkungkung oleh norma, di mana terkadang ketidak wajaran harus menjadi bagian dari hidup mereka.
Namun semua itu harus diperjuangkan, karena wanita adalah sosok manusia yang perlu dan harus mendapat tempat terlayak dengan tatatan kehidupan yang wajar tanpa harus mengalah dan selalu menjadi pihak yang dikorbankan atas nama adat istiadat dan agama sekalipun.
Keselarasan dan harmonisasi untuk berdiri tegak antara kodrat, budaya dan pola pikir mandiri sebagai sosok perempuan harus selalu ditanamkan, diterapkan dalam hidup dan tentunya berani untuk menangkis segala resiko sosial dengan keluwesan sebagai seorang perempuan.
Dan tentunya semua itu tergantung kepada individu wanita dalam menjalin kasih dengan budaya serta pola pikirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar