Minggu, 26 Juni 2011

tiga musim sketsanya

tiga musim yang telah dilaluinya....
sang perempuan di batas nadirnya. ratapan menggema menembus dinding awan
pada gelanggang air mata. tak kan memutus harapan
pada pagar keimanan. menyusun takdir mengubah nasib. dalam rapalan doanya

tiga musim yang dilaluinya...
merangkak tertatih tersasar perih. perlukah menangis dan terus mengalah...
ingin rasanya setapak maju. meski kerikil meranggas
namun derita kemarin mengejar bayang

tiga musim yang dilaluinya...
bercumbu, meraga, dan merenungi alam sketsa-Nya
sendiri...bersimpuh di hadapan-Nya

adakah ruang menyimpan sirna?
adakah pohon memayungi hidupnya?
akar yang mencengkeram harapan?
angin yang mengusir derita?
masih adakah yang sudi?
masih adakah yang sayang?

tiga musim dilaluinya...
perempuan itu berdiri di batas nadirnya...rapuh dengan paras tegarnya
baginya...hidup adalah sebuah perjalanan panjang menuju keabadian...


@Ketintang yang selalu bening....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar