Jumat, 26 Agustus 2011

kau

kau misterius seperti malam tak berbulan. hadirmu memabukkan seperti aroma rempah-rempah. namun sebelum aku berhasil membongkar misteri tentangmu, sosokmu menguap begitu saja. seperti embun menjelang siang.
kukira nyeri di hatiku juga bisa cepat pergi, dibantu oleh waktu.
aku salah...
perasaanku tak sama lagi setelah kepergianmu. justru kau membuatku mencandu. kau yang kurindu....kau...

Wanginya semerbak kesturi subuh yang menenangkan sukma ini meneduhkan raga ini dari serbuk2 cinta yang menghampiri.......dengan rintik2 cintamu saja sdh membuatku teduh apalagi dengan bonhkahan pulau cintamu yang seluas samudra,,,,,,setitiknya pun tak pernah ku jumpai di musim semi.......kerinduanku tak berujung bak lautan menjulang di samudra yang beserta deruan ombak yg melaju, menari lunglai bak sang penari......kau lagi kau lagi........

aku pikir dengan berhenti memikirkanmu, aku bebas dari bayanganmu...justru aku semakin merindukanmu...hingga kau tahu...rindu ini tak bertepi...sedangkan kau...bergumul dengan bayanganku...seakan-akan aku bersetubuh dengan waktu jika aku merindumu....

daun itu...

Daun itu jatuh dng gemulai seperti tak ingin benar-benar terlepas dari ranting. Seperti ingin mengucapkan salam perpisahan atau sekedar menitipkan pelukan ringan. Perlahan gerimis pun merinai mendendangkan lagu pilu. Bumi dipijaknya dlm keadaan basah kuyup dan kesepian. Perpisahan dng ranting rupanya menyisakan kesendirian tak berkesudahan. Barangkali memang sudah waktunya berpisah. Dan dia mencintai waktunya

bebas

cerita-cerita kecil, episode yang rumit, alur jalan memutar, lorong-lorong gelap
yang sulit untuk sebuah perjalanan...adalah warna yang sekian lama ada..
pada waktu yang sebentar ini...rasanya, memang tak ada yang mesti disesalkan
semua cerita adalah anugerah dan pertanda..yang tak perlu dilupakan, tapi dikenangkan..
sekarang...bebas lepas...engkau...aku...
menarilah diatas awan...kekasih...

kebimbangannya

dia bimbang. meski raga bersama kekasihnya, namun hati terpatri pada kekasih hatinya. dia hanya bisa menangis dan mengulum mantra-mantra Tuhannya. hatinya tak bisa berbohong ternyata masih mencintai kekasih hatinya. hubungan yang tidak bisa dipertahankan. mencintai yang tidak bisa dimiliki. pasti sakit baginya. meski dia bersama kekasihnya yang lain. tak adil memang. dia berjanji untuk berusaha belajar mencintai kekasihnya. aku hanya bisa berkata bahwa lihatlah pengalaman masa laluku yang buruk.

tiga musim

tiga musim alur perjalanan bersama lima generasi yang berbeda membuatku pada satu titik batas kejenuhan dan rasa menghilang dengan sempurna tak menyisakan satupun meskipun itu asa...
menyudut dengan aksara-aksara perkamen dan mengulum mantra-mantra-Mu...aku mencintai-Mu dengan nafasku,kekasih...

@shubuh di ketintang lama

cinta...

cinta membuat dirinya membuka segalanya
tak ada lagi luka yang tersisa
tapi ketika sebuah harapan datang padanya
saat itu dia kehilangan

@dia mencintaimu,namun terlambat...karena dia kehilanganmu.kata "qobiltu" yang membuatnya rindu padamu.

aku rindu

sajakku mulai tumpul..menumbuk keras tak berperasaan.agaknya aku tak lagi mengkaji..larik pelangi milikmu.aku lupa loncatan imajinasi yang kamu tunjukkan.rasanya..aku harus melarikan remasan kertas..untuk kembali bermimpi..mengangkasa dengan sayap bahasa.aku merindukan gesekan pena di secarik kertas buram.aku rindu menulis puisi bintang di hamparan hitam.aku rindu mengeja bait pada rasaku.aku rindu...

terima kasih kenangan

helai surat yang dilambaikan tangan tidak nampak bunyi kalimatnya. kabut menghambat mata untuk lewat tabir hari. uap di kaca masih mengaburkan rahasia.

@ada banyak kisah terajut bersamamu, bersamanya, bersama mereka....sudah waktunya untuk mengakhiri semua...terima kasih untuk semua kenangan....

ketika senja

aku terpaku dalam sore yang hangat
dalam kemilau syair yang menentramkan
namun, ketika kubuka sebuah pesan yang menggetarkan
jiwa ini membeku, terpaan angin senja mulai meraba
membuat jiwa ini semakin mati....
...
haruskah kukabarkan padamu ?

@senja di Batu Ampar lestari

kemerdekaan mana janjimu?

punah sudah harapan...harapan yang dulu di buahi oleh mulut-mulut raksasa pahlawan kita
kata mereka Indonesia merdeka maka semua bebas...bangsa cerdas zonder kebodohan...hidup semakin mengambang sejahtera
namun...
semakin jauh kita dari hari proklamasi
semakin dekat kita dengan pembunuhan, intrik, ketakutan...
sajak...mana janjimu?...janji dalam hati...

@Agustus dipinggiran Balikpapan

kisahmu

di punggungmu, perempuanku...berbaris rapi lelaki yang dulu merajah
dan Tuhan menamainya takdir
di punggungmu, perempuanku...sesekali berguncang menahan sesak seperti perempuan lain menandai luka:...lewat air mata...

@di balkon kita bercerita, my dear...aku bersyukur bertemu denganmu.

dalam episodemu, perempuanku

dia letih memanggul masa silam. perempuan bersayap duka itu menanam senyap di keningnya. bersama pecah cahaya bulan dan pias silsilah luka. berat nian menanggung beban ingatan, pikirnya. dan angin perih tertidur di pahanya, menaruh gigil maut. sayang, kematian yang diburunya masih jauh diluput mata.



siang ini, dia rebahkan kenangan di pinggir lapang halaman. rumahnya tak lagi berkenan menampung peluh dan mengeringkan keruh. cerlang matanya terhalang kabut dan pekat nasib. tak ada keluh tak ada kesah. tak ada deras desah, apalagi airmata: takdir telah mengurasnya sejarak umur.



pertama dia mengenal lelaki saat seperempat abad umurnya. lelaki itu dikenalnya sangat mencinta. pesan pendek sebelum tidur adalah buktinya. begitu menyisakan jejak kesan. hingga suatu siang, lelaki itu datang padanya meminang dan menjinjing sekeranjang wangsit: berikan padaku selaput dara sebagai sesaji penanda cinta. sebagai perempuan miliknya dia pun mengorbankan semuanya. bukan karena cinta, bukan....tak lebih karena keterpaksaan. yang akhirnya dia terhempas pada sebuah kehidupan yang hanya bisa mengapung dalam sebuah status.



datanglah padanya lelaki kedua. lelaki dengan mata elang yang seakan-akan segera menerkam jiwa perempuannya. laki-laki yang ingin bercanda pada hawanya. yang kemudian meninggalkan dalam pasungan luka.



lelaki ketiga. mata ilalang yang harum, berambut sigara dengan senyum memesona. ada yang tak bisa ditolaknya dari lelaki itu: kata-kata sayang dijeda pelukan, dan kecupan di kening setiap memulai perpisahan. sungguh, dia berasa merupa sesungguh-sungguhnya hawa. hingga dilipat ketika, lelaki itu datang menuntut gelinjang ranjang. dan, sesudah seruntun upacara purba, meninggalkan sisa...sendirian merajah hidup.



bermula di sana hikayat luka. dipanggulnya kemana-mana. berhari-hari, bermalam-malam. apakah dia dendam? tidak. dia tidak pernah membiarkan hatinya ditelikung benci. orang tuanya dan agamanya mengajarinya rerupa cara bersabar dan menahan diri. dia tetap berdiri, begitu anggun begitu jelita. menanam kenangan pahit di tubuh dan jiwanya.



tapi, beberapa musim kemarin...seorang lelaki muda bersahaja menawarkan nirwana. terlupa semua bara neraka yang pernah singgah. dia pasrah memberi sepasrah menerima. dan...berbekal sayang...menyesap tamat di puncak dada. mengisap cairan paling perempuan di liang kelaminnya. lelaki itu pergi tanpa ciuman penghabisan.



dia bergegas menutup rapat semua pintu dan jendela. tak ada lagi yang bisa bertamu. tak ada lagi yang akan dijamu. dia perempuan berluka, memerah nestapa di beranda rumah...walaupun ada lelaki lain yang akan menerima hidupnya...dia mematung...mengulum hidupnya sendiri...hingga membuatnya membenci sosok laki-laki...



dia bukan sedang menggugat lelaki, meski bulan pecah di kepalanya. bukan pula mengacungkan yel-yel emansipasi. dia hanya memalung tanya...adakah selain berahi yang dicari lelaki?



@di balkon rumah Batu Ampar Lestari Balikpapan

hujan di Batu Kajang

langit tertidur, irama rintik hujan bersauh gemericik pelan, angin berhembus sayu, tak berani mengusik, takut daun-daun berisik...
lengang..senyap..sunyi..hening..
tugasmu Kriiik si jangkrik lucu...tugasmu kroook si kodok tampan..
menyumbangkan alunan musik, jadi nina bobo mata-mata yang masih mendelik...

@hujan di hutan batu kajang

perjalanan

ketika kita lupa bersyukur kita ingin hidup kaya, padahal hidup adalah sebuah kekayaan, kita takut memberi padahal semua yang kita miliki adalah pemberian, kita ingin jadi yang terkuatpadahal musuh terkuat kita adalah dari kita sendiri, kita selalu takut malu di depan manusia tapi terkadang kita lupa malu kepada Allah...

@thax buat ardy..teman perjalananku ke pedalaman paser...

usia tiga puluhku

perjalanan yang panjang...episode yang panjang...banyak tema cerita telah terangkai menuju usia tiga puluh...terima kasih untuk-Mu, kekasihku...karena telah memberikan nafas dan menuntunku menuliskan lembar-lembar cerita kehidupanku yang selalu kubingkai dalam perkamen hati. dan terima kasih pula untuk teman-teman yang masuk ke dalam episode cerita hidupku.

Rabu, 03 Agustus 2011

episode bersamamu


Engkau lelaki sederhana biar kupandangi mata teduhmu yang serupa telaga. Biarkan hingga aku tenggelam dalam pusaranmu yang tenang dan menghanyutkan. sejukmu membasuh luka memberi kesegaran di tubuhku. Kau tak perlu sebiru samudra dan tak perlu seluas laut lepas. Tak banyak yang kumau, hanya kesungguhan dan ketulusan darimu. Bukankah itu yang telah kau berikan padaku saat aku duduk bersandar diantara penat dan lelahku. Kau biarkan kakiku berendam di beningmu.

 Ku berlayar di tengah badai, akankah sampai waktuku berlabuh di dermaga cinta. Kukayuh biduk sederhana tanpa dayung. Akankah tiba masaku menggapai pelabuhan hati. Malam berganti siang, rembulan dan matahari berkejaran tak henti menjaga. Takkan perih kubawa letih kearah tuju hingga sampai di ujung samudramu yang terus bergelora. Aku tahu hidup baru menunggu, sebuah bilik hangat di tanah harapan. Dan karena kumau maka ku sanggup wujudkan mimpiku.

Tak perlu kau ucapkan kata cinta padaku jika itu hanya karena rasa kasihan dan terpaksa. Engkau tahu yang kupunya hanyalah ketulusan dan kesungguhan. Karena aku telah mengenalmu dan aku percaya padamu maka telah kuputuskan untuk setia dan bersabar menunggu. Kuketuk pintu-Nya memohon petunjuk kemana arah harus kutuju bersamamu. Salam rindu wahai kekasih bayang. Kau dan aku itu kita.

Bila saatnya tiba maka yang dicintai akan pergi dan yang didamba akan hilang. Hidup akan terus berjalan meski penuh dengan tangisan. Andai aku bisa mengulang semua waktu yang terbuang namun kutahu tak akan bisa walau dengan berlinang air mata. Seiring waktu berlalu tangis tawa di nafasku, hitam putih dihidupku semua ada ditangan-Mu. Biarkan aku bersandar hanya dalam cinta-Mu ya Allah Engkaulah sang Maha Cinta.

Saat aku begitu merindukanmu semakin terasa betapa kesepiannya aku tanpamu. Lalu disaat kubuka kembali semua kenangan tentangmu semakin membuatku merasa betapa inginnya hatiku berlari pulang memelukmu tanpa harus menunggu. Bukan cinta bila tak merasakan rindu. Bukan pula cinta bila tak ada kesetiaan dan kesabaran dalam menunggu indahnya pertemuan . Sampai Tuhan menyatukan kita kekasih, sementara biar kusibukkan dulu diriku dengan karya hingga tibanya masa indah kita.

Di dunia ini tak ada yang abadi, bila hati sedang senang jangan terlalu senang karena ia juga bisa hìlang. Bila sedih jangan sampai perih menyayat hati menggigit nadi bersimbah darah berurai airmata. Tak ada kesedihan yang abadi dan kesenangan juga tak akan selamanya. Siang akan berganti malam, matahari akan terbit setelah menghilang rembulan. Ada saatnya bagi setiap insan menemukan kebahagiaan setelah penderitaan yang panjang. Begitu pula sebaliknya.

 Cinta telah melembutkan hatiku, cinta pula yang membuatku tenang. Bara api yang semula menyala hebat kini padam oleh siraman kasih-Nya. Ampuni aku karena kelemahan dan kekuranganku ya Allah. Aku hanyalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa. Aku ditengah kesombongan dan ketakaburan namun Engkau selalu menuntunku. Aku hanyalah seorang perempuan sederhana dengan pemikiran sederhana dan kehidupan yang juga sederhana, mencoba bertahan sendiri di tengah badai gurun tempatku berpijak. Sekali lagi dan lagi, selalu Engkau yang menyelamatkanku.

@@@episodeku bersamamu di bulan juni...terima kasih kau pernah masuk dalam kehidupanku dan sebagai sandaran lelahku...