Senin, 30 Mei 2011

di matamu yang ilalang...

di matamu yang ilalang kutemukan angin yang rinai.
ingin kurebah di atasnya. kan kuriap rumput yang berkelindan di dada.
dan telentang menatap rekata.
menanti hujan bintang. di matamu yang ilalang....
aku kehilangan....

@ketintang surabaya

Kamis, 19 Mei 2011

pagi...

lihatlah kekasih...pagi ini matahari mengecup bibir sang perindu
hangatnya menyatu pada peluh raga saat kita bermain di nirwana
aku merindukan itu, kekasih...
ingin secepatnya kubunuh waktu, agar bisa merasa dan meraga dengan dirimu
ingin aku pulang ke tempatmu dan merebahkan lelapku, kekasih....
...
@ketintang surabaya

lagu rindu

...
bintang malam sampaikan padanya
aku ingin melukis sinarmu di hatinya
embun pagi katakan padanya
biar ku dekap erat waktu dingin membelenggunya
....

"lagu rindu" yang mengalun syahdu meresap dan segelas good day chococinno hangat menemani kesendirian di jiwa yang sepi.
asyik berpikir tentang berhamburan kisah hari di tikungan jalan yang belum benar terang.
alangkah ribuan rahasia benang-benang nasib. ketika kutangkap tanda dari mata, yang tersimpan di kedalaman hati yang memilikinya.
maka pada matamu aku tuliskan pula ribuan sajak yang hampir tanpa akhiran.
kata-kataku mengalirkan bunga, menyanjungmu dalam desah angin.
aku menyerap cintamu sedalam sesak dada yang risau.
kau jadi udara yang membuatku tetap hidup
namun ketika kata - kata itu menjenuhkan dirimu. kau buat keseimbangan hidup menjadi goyah.
di manakah gerangan matamu? di manakah guratanmu untukku?
kutelisik kembali hatimu dengan rindu.
seribu tanya pun tumbuh, membelukar, bercabang dan semakin sarat beranting semak dan kering.
kekasihku, di manakah kau menyembunyikannya?
aku terjatuh di kaki bukit tandus itu dan mengenangmu di bawah pohon randu yang sepi.
masih inginkah kaupeluk mimpimu dan membacakan aku sebuah puisi di malam-malam yang terjaga, kekasihku...aku rindu...



@Ketintang Surabaya

elegi senja

gugusan mega mengarak senja yang terus bertanya-tanya tentang jalan.
yang terbentang bagai sajadah. di tepi batang-batang sungai dan bintik-bintik cahaya.aku terhenti memandang langitMu. kulihat di sudut sana, matahari yang tunduk, menekuri gerbang petangMu. sayapku terus saja memukuli udara mencari pijakan kata untuk menambatkan luka yang menganga di jiwa.
dan senja pun berlalu dengan pucat.
senjaku tak lagi memiliki jingganya. dia tidak merah seperti senjamu.
ataukah kita berada pada langit yang berbeda?
sejenak kupandangi senjaku dan kembali berpasrah pada Illahi...


@buat sahabat di balikpapan....

Minggu, 15 Mei 2011

kerinduan...

pagi ini...menikmati good day chococinno dan sepotong roti....hmm....hangat...
membaca sajak2 darimu....hhmm...nyaman...
ada pesan yang tersirat yang harus aku maknai....
aku merindukanmu, kekasih...
tidak hanya sekedar satu titik....


@ ketintang surabaya

Senin, 02 Mei 2011

buat kawanku

seperti seorang anak kecil
aku bergelayut di bahumu manja
sesekali bersitatap mungkin mesra
mungkin penuh arti
mungkin penuh makna
atau mungkin tak berarti dan tak bermakna sama sekali
berhari-hari sudah kita bikin cerita
kita menikmati
tapi di sisa malam satu pertanyaan hadir
“akankah cerita kita berakhir?”

senja itu

Starbucks coffee senja, tidak seperti biasa yang ramai. duduk di atas balkon menikmati angin dan senja yang lembayung. Menyeruput latte hangat dan secuil tiramisu dan berserakan kertas-kertas kerja di meja kayu ini.

"Jangan terlalu terfosir dengan kerjaan, sayang." katamu sambil menikmati espresso panas

"pekerjaan ini sudah berteriak-teriak untuk minta cepat diselesaikan sayang, sebelum aku tugas ke luar kota dalam kurun waktu lama." Mataku tak beralih dari laptop kesayanganku itu.

"Sayang, mari sejenak kita lupakan tentang kerjaan, tentang ketidakjelasan, tentang semuanya. Sejenak kita nikmati secangkir kopi dan sepotong roti tiramisu, sejenak kita rasakan waktu yang berhenti hanya di saat kita bahagia. Besok pesawatku take off pagi, sayang. Aku juga ada tugas di luar kota beberapa hari."

"Hahaha, sayang...kita selalu bahagia. Baiklah akan ku bereskan." Sambil merapikan kertas-kertas kerja. "Aku pasti akan selalu merindukanmu, sayang.hati-hati selama di sana ya. Jaga kesahatanmu, selamat bertugas aku mendoakanmu." Kataku.

"Thanks. Aku yang selalu merindukanmu, sayang.” Katamu

“Maafkan aku jika mulai mencintaimu, rasa ini ternyata ada." Kataku lirih.

"Jangan mencintaiku, sayang. Aku takut kita tidak bisa saling memiliki nanti."

Huuffft...hampir saja cangkir latte ini lepas dari peganganku.
"Oohh....kau ingin memiliki aku?" Aahh...pertanyaan bodoh yang ku lontarkan padanya.

"Aku ingin sekali. Tapi takut menyiksamu dan orang lain. Dan aku takut kita malah kehilangan rasa nantinya. Please...sayang, nanti kamu sakit karena cinta itu sendiri." jelasmu.

"Karena kau tidak mencintaiku, kan?" Bingung mencerna kata-katamu. "Aku belum pernah merasakan bagaimana dicintai dengan tulus. Kamu telah masuk dalam sebagian hidupku, ijinkan aku mencintaimu, sayang. Maafkan kalau aku salah. Aku sayang kamu" Kutatap matamu yang berlanskap biru langit lembayung senja ini.

"Sayang, kamu tidak akan paham. Aku juga mencintai kamu, tapi tidak bisa memiliki kamu, aku tahu itu, percayalah. Jangan perdebatkan, sayang..." Katamu seraya menggenggam tanganku.

Desau angin malam mulai menyapaku, langit masih lembayung. dingin menatap wajahmu, harapan dan asa yang kulihat dipancaran matamu. Aku tahu kau mencintaiku, aku tahu kau sayang aku, aku tahu kau selalu luangkan waktu sibukmu untukku, aku tahu kau selalu ada untukku, aku tahu kau ingin memilikiku, aku tahu itu. Dan aku juga menginginkan semuanya. Aku sadar logika memang sangat merajai pikiran kita, kita tidak mungkin bersama.

"Ijinkanlah aku mencintaimu."

"Kejarlah dulu cita-citamu, selesaikan studimu, jangan kau perdebatkan lagi, sebelum itu kamu capai, sayang." Bijak katamu itu yang membuat aku selalu ingin bersamamu.

"Meskipun aku studi di tempat yang jauh bermil-mil? 1 jam naik pesawat? tidak bisa lewat jalan darat? dipisahkan oleh laut dan pulau-pulau? aku ingin bersamamu, sayang." Tukasku

"Aku yang menyusulmu, sayang."

"Baiklah, terima kasih. Aku akan wujudkan dulu cita-citaku, dukung dan doakanlah aku selalu, sayang. Doakan juga pada suatu ketika kita bisa saling memiliki." Isakku.

"Iya sayang, pada suatu ketika." Genggaman tanganmu itulah yang membuat aku nyaman dalam sketsa hidupku saat ini.

Starbucks Coffee, BPP, 28/4/2011