Rabu, 23 Maret 2011

Tuesday...

         Di lantai dua gedung sekolah tempat aku mengajar. Sembari menunggu pergantian jam kelas. Kutatap nanar pagi ini. rinai hujan masih terdengar seperti nyanyian jiwa yang sepi. Setia dengan irama yang sama. Buih-buih rinainya menyapa wajahku di kala berdiri sendiri di koridor sekolah. Hari ini jadwal mengajarku di salah satu sekolah di Kota Balikpapan. aktivitas seperti biasa bagaikan ritme yang mengalun merdu. Bercanda dengan materi, berbagi ilmu bersama siswa. lelah, penat, namun menyisakan kebahagiaan tersendiri bagiku.
         Siang yang hanya pasrah pada hari. Mendung ternyata masih setia bergelayut manja pada awan hingga buihnya tersa damai. Sepulang mengajar, kularikan motorku menuju salah satu pusat makanan di daerah Klandasan. Di sana telah menunggu temanku untuk makan siang bareng. Coto Makasar. Kali ini  kami ingin menikmati makanan tersebut yang berasal dari Makasar Sulawesi selatan. Hhhmmm...Coto Makasar...aku teringat akan kamu.
"Menurutku ini adalah coto makasar yang paling enak di Balikpapan..." katamu waktu itu dengan sibuk memeperkenalkan masakan khas daerahmu.
"Hahaha...ya iyalah..menurutmu enak, ini kan dari daerahmu, tho?"
"Hehehe...sudah makan aja habiskan yang kenyang, ya.." ucapmu sambil menyeruput segelas es teh manis.
...aah...kenangan itu aku rindu suasananya....akankah dapat terulang?
Tapi kali ini kunikmati coto Makasar bersama temanku. bercerita, ngerumpi, share, bareng-bareng mecahin solusi.
"Gimana kabar Aristya, masih sama kakaknya Ani?" Tanyaku memecah keheningan.
"Aku lelah mbak, aku capek melanjutkan hubungan ini. Dia selalu menyakiti hati, gak mau ngertiin keadaanku." curhatmu. Mengalirlah ceritanya, menceritakan hubungannya dengan teman dekatnya.Ceritanya hampir sama yang pernah kualami, jadi aku bisa memberikan sedikit solusi untuknya.
        Hari masih menyisakan sepenggal cahayanya. Pulang ke rumah adalah hal yang selalu kuimpikan di saat penat kerja. tempat istirahat yang selalu membuat aku bermimpi indah. Sejenak berbaring, tiba-tiba temanku datang dengan menyisakan isaknya yang galau. resah aku menatapnya, kurengkuh bahunya.
"Apa yang membuatmu galau Davina? Masih sakitkah badanmu?"
"Kenapa si abang akhir-akhir ini selalu menghindar, setiap aku telpon tidak pernah diangkat. Giliran ditelpon dengan nomor lain pasti diangkat. Kenapa dia mempermainkan perasaanku?" Mengalirlah ceritamu yang selalu setia kusimak, di sela-sela irama isakmu.
        Malam selalu merangkak mengikuti gurat-Nya. Malam ini di kampus aku sedang memberikan mata kuliah sastra pada mahasiswaku. Hingga tak terasa telas habis waktu untuk bertatap muka.
Ahh...pulang dari beraktivitas, aku bertemu dengannya.
"Pulangnya hati-hati, ya. Maaf aku tak bisa mengantar, karena aku harus mengantar temanku." katamu dengan tatapan mata elangmu yang selalu membuatku rindu.
"Iya, kamu juga hati-hati. Tapi aku mo cari makan dulu. Laper banget, hehehe..."
"Hmm...aku juga laper...atau...maukah nunggu aku di suatu tempat, kita makan bareng? Aku mo antar temenku dulu." Katamu sambil lihat jam tangan silvermu. "Oh...gak usahlah ini dah terlalu malam untukmu. Karena rumah temenku jauh. lain kali, ya? Maaf." Ucapmu lagi.
"Baiklah next time kita bareng. Aku pulang dulu."
Hmm....aku selalu merindukanmu...

Tuesday, March 22, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar