Minggu, 24 April 2011

Ketika Kau dan Aku...

Bagi kita, senja selalu sempurna. Bukankah sia-sia jika menggenapkan warnanya? Seperti kisahmu, kau dan dia, juga kisahku. Tak ada bagian yang perlu kita ubah. Tak ada sela yang harus kita isi. Bukankah takdir kita sudah jelas?
Lalu, saat kau berkata, "Aku mencintaimu," aku merasa senja tak lagi membawa cerita bahagia. Mungkinkah kata-katamu itu ambigu? Atau, aku saja yang menganggapnya terlalu absurd?

"Aku mencintaimu," katamu. Mengertikah kau apa artinya? Mengertikah kau kalau kita tak pernah bisa berada dalam cerita yang sama, dengan senja yang sewarna?

"Aku selalu ada untukmu, sayang". Aku selalu ingat kata-katamu itu. Tapi lihatlah...untuk meretas kebahagianpun kita mencuri waktu. Mengaburkan makna, berpeluh dalam hasrat dan rasa. Melelahkan hati dan jiwa. Aku tahu kau ingin memberikan aku kebahagiaan, namun ada dia dihidupmu. kau lelah...
Ketika rasa ini telah tertambat padamu, dia mengabadi dalam jiwa. Dan biarkanlah sayapku yang akan meninggalkanmu.
Retaslah bahagia bersamanya, sayang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar