Selasa, 14 September 2010

Batu Kajang



                                                             Traveling at Batu Kajang
       Selama 5 hari, aku berada di sebuah daerah yang bernama Batu Kajang. Sebuah wilayah pertambangan batu bara. Wilayah selatan Kalimantan Timur berbatasan dengan Kalimantan Selatan. Dari Balikpapan ditempuh sekitar 5 jam, dengan menyeberang teluk Balikpapan sekitar 1jam naik kapal Fery.
        Dengan melewati penyeberangan Kariangau (Balikpapan barat) ke Penajam Paser Utara (Kalimantan Timur sebelah selatan). Karena liburan hari raya, penyeberangan naik kapal Fery harus antri. Begitu juga pada waktu arus baliknya. dari daerah Penajam Paser Utara ke Batu Kajang masih sekitar 4-5 jam. ini adalah kawasan sekitar penyeberangan Penajam.

       Sekitar 5 jam kemudian, sampailah aku di daerah Batu Kajang, yang disambut dengan air terjunnya yang sangat memukau. Batu kajang, wilayah yang hanya dihuni beberapa penduduk, kira-kira 300 penduduk. Wilayah dengan ornamen khas sebuah desa, pedalaman, gunung, jurang, bukit, air terjun, sungai. Sepi....rame saat para pekerja pergi dan pulang dari tempat penambangan. Ornamen khasnya membuatku puas melepaskan penat kebisingan kerja dan kota. Wilayah yang dikelilingi keangkuhan gunung yang selalu diselimuti kabut, sungai yang airnya mengalir jernih, dingin yang mencekam saat hari mulai merambat malam....suara n bau khas hutan mulai menyeruak di antara hidung, telinga dan tubuh.....udaranya membuat setiap jiwa bersenandung lirih bersama roh-rohnya...wua wua wua begitulah deskripsi daerah Batu Kajang.

      Aktivitasku biasa saja seperti layaknya kalau sedang liburan, pagi-pagi menyeruput segelas teh hangat n camilan, bersendau gurau dengan ponakan kecil, araminta namanya, bantuin masak adik, berbincang-bincang about everything with my young sister sambil menikmati kabut gunung yang menjadi latar belakang Batu Kajang.

         Sore hari kami pergi ke sungai tepatnya di Desa Ka Sungai. Sebuah desa yang letaknya 3 kilometer dari Batu Kajang, airnya jernih, berlama-lama kami berendam di sungai sambil menunggu hari menjelang petang.

Malam...suara-suara khas gunung mulai keluar...sepi, tidak ada aktivitas dari masyarakat. Semua rumah telah tertutup, mungkin hanya aktivitas di dalam rumah saja yang rame, di luar, di jalan tampak lengang. Kami berbincang-bincang, bersendau gurau sambil menikmati malam yang dingin, hujan selalu menyapa wilayah Batu Kajang, oleh karena itu, wilayah ini selalu dingin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar