nyanyian jiwa pada senandung roh keheningan yang meluncur dalam makna memukau energi hati tanpa batas di setiap guratan uniknya
Rabu, 29 Juni 2011
kala hujan aku merindukanmu
langit menyerpih menjadi buliran-buliran bening
kala denting hujan masih kurasakan ketika malam menggema di antara riuhan gemuruhnya
melihatkah engkau hal yang sama?
entah berada dimana dirimu
tak tampak pandang walau hati terus mengenang
resah selalu tertinggal dalam diri
rasa ini, rindu ini mengapa terus mengepung palung jiwa
malam yang semakin menjelaga...merapalkan doa-doa pada perkamen usang
terus mengiba pada Tuhannya untuk bertemu dengan sang kekasih
menahan dan terus tertahan tak ada yang bisa membawa berjumpa
kegelisan di batas nadir membuat ku risau akan sebuah kerinduan
@hujan di Ketintang
Senin, 27 Juni 2011
wanita menjalin kasih dengan budaya dan pola pikirnya
Budaya sering menempatkan pria dihierarki teratas. Sedangkan wanita dikaitkan pada kodratnya yang lemah. Demi adat dan budayanya, wanita terpaksa berdiam pasrah pada "comfort zone" dan menjadi kaum marjinal. Meski tuntutan persamaan gender, keras disuarakan. Justru menghadirkan dilematis pada pola pikir yang masih terkungkung oleh norma, di mana terkadang ketidak wajaran harus menjadi bagian dari hidup mereka.
Namun semua itu harus diperjuangkan, karena wanita adalah sosok manusia yang perlu dan harus mendapat tempat terlayak dengan tatatan kehidupan yang wajar tanpa harus mengalah dan selalu menjadi pihak yang dikorbankan atas nama adat istiadat dan agama sekalipun.
Keselarasan dan harmonisasi untuk berdiri tegak antara kodrat, budaya dan pola pikir mandiri sebagai sosok perempuan harus selalu ditanamkan, diterapkan dalam hidup dan tentunya berani untuk menangkis segala resiko sosial dengan keluwesan sebagai seorang perempuan.
Dan tentunya semua itu tergantung kepada individu wanita dalam menjalin kasih dengan budaya serta pola pikirnya.
Namun semua itu harus diperjuangkan, karena wanita adalah sosok manusia yang perlu dan harus mendapat tempat terlayak dengan tatatan kehidupan yang wajar tanpa harus mengalah dan selalu menjadi pihak yang dikorbankan atas nama adat istiadat dan agama sekalipun.
Keselarasan dan harmonisasi untuk berdiri tegak antara kodrat, budaya dan pola pikir mandiri sebagai sosok perempuan harus selalu ditanamkan, diterapkan dalam hidup dan tentunya berani untuk menangkis segala resiko sosial dengan keluwesan sebagai seorang perempuan.
Dan tentunya semua itu tergantung kepada individu wanita dalam menjalin kasih dengan budaya serta pola pikirnya.
Minggu, 26 Juni 2011
tiga musim sketsanya
tiga musim yang telah dilaluinya....
sang perempuan di batas nadirnya. ratapan menggema menembus dinding awan
pada gelanggang air mata. tak kan memutus harapan
pada pagar keimanan. menyusun takdir mengubah nasib. dalam rapalan doanya
tiga musim yang dilaluinya...
merangkak tertatih tersasar perih. perlukah menangis dan terus mengalah...
ingin rasanya setapak maju. meski kerikil meranggas
namun derita kemarin mengejar bayang
tiga musim yang dilaluinya...
bercumbu, meraga, dan merenungi alam sketsa-Nya
sendiri...bersimpuh di hadapan-Nya
adakah ruang menyimpan sirna?
adakah pohon memayungi hidupnya?
akar yang mencengkeram harapan?
angin yang mengusir derita?
masih adakah yang sudi?
masih adakah yang sayang?
tiga musim dilaluinya...
perempuan itu berdiri di batas nadirnya...rapuh dengan paras tegarnya
baginya...hidup adalah sebuah perjalanan panjang menuju keabadian...
@Ketintang yang selalu bening....
sang perempuan di batas nadirnya. ratapan menggema menembus dinding awan
pada gelanggang air mata. tak kan memutus harapan
pada pagar keimanan. menyusun takdir mengubah nasib. dalam rapalan doanya
tiga musim yang dilaluinya...
merangkak tertatih tersasar perih. perlukah menangis dan terus mengalah...
ingin rasanya setapak maju. meski kerikil meranggas
namun derita kemarin mengejar bayang
tiga musim yang dilaluinya...
bercumbu, meraga, dan merenungi alam sketsa-Nya
sendiri...bersimpuh di hadapan-Nya
adakah ruang menyimpan sirna?
adakah pohon memayungi hidupnya?
akar yang mencengkeram harapan?
angin yang mengusir derita?
masih adakah yang sudi?
masih adakah yang sayang?
tiga musim dilaluinya...
perempuan itu berdiri di batas nadirnya...rapuh dengan paras tegarnya
baginya...hidup adalah sebuah perjalanan panjang menuju keabadian...
@Ketintang yang selalu bening....
Jumat, 24 Juni 2011
jejak kala mawarku luruh...
jejak kala di lima purnama kulalui tanpamu...
sendiri diri ini melangkah dalam sketsa-Nya
masih kuingat perpisahan itu
menyisakan asa dii palung jiwaku
raga dan rasa menjadi kosong sempurna
masih kuingat saat itu
setangkai mawar luruh tiba-tiba di pagi bening
mawar yang selalu mewarnai jiwaku dan mencumbu ragaku
masih kuingat masa itu
berdiri di batas kesunyian
di balik senja yang masih setia menemani hari
ku kenakan scarf hitam pemberianmu
terasa hangat seperti pelukanmu
satu kamboja putih di pusaramu
kutundukkan batinku kurapalkan doaku
untukmu...kau abadi di surga...
@24 Juni, surga itu abadi untukmu, mam....
sendiri diri ini melangkah dalam sketsa-Nya
masih kuingat perpisahan itu
menyisakan asa dii palung jiwaku
raga dan rasa menjadi kosong sempurna
masih kuingat saat itu
setangkai mawar luruh tiba-tiba di pagi bening
mawar yang selalu mewarnai jiwaku dan mencumbu ragaku
masih kuingat masa itu
berdiri di batas kesunyian
di balik senja yang masih setia menemani hari
ku kenakan scarf hitam pemberianmu
terasa hangat seperti pelukanmu
satu kamboja putih di pusaramu
kutundukkan batinku kurapalkan doaku
untukmu...kau abadi di surga...
@24 Juni, surga itu abadi untukmu, mam....
Kamis, 09 Juni 2011
ini tentang rasa
ini tentang rasa,ketika jingga menyapa,dan embun luruh di kedua kelopakku.
ini tentang rasa,saat redup langit membayang menyingkap cahaya,pada renyah tawamu lalu berganti muram.
ini tentang rasa,pun secuil getir dan air mata.
ini tentang rasa,tentang kebekuan yang menghangat,meski waktu tak berpihak.
jika rasa tak kunjung membuatmu merasa...,
kubiarkan rasaku…
luruh melewati waktu,hingga tak kau kenali lagi siapa aku...
@Ketintang Surabaya
ini tentang rasa,saat redup langit membayang menyingkap cahaya,pada renyah tawamu lalu berganti muram.
ini tentang rasa,pun secuil getir dan air mata.
ini tentang rasa,tentang kebekuan yang menghangat,meski waktu tak berpihak.
jika rasa tak kunjung membuatmu merasa...,
kubiarkan rasaku…
luruh melewati waktu,hingga tak kau kenali lagi siapa aku...
@Ketintang Surabaya
Rabu, 01 Juni 2011
sajak siang...
Siang menebar harum cahaya ganas.memeluk palung jiwa perempuanku.merenung mengguratkan senyum.
angin telah menyampaikan salamku padanya. katanya, semua akan indah pada waktunya.
"Apa kabarmu, kekasih?"
terbasuh sudah rindu pada palung perempuanku.saat tetesan cinta membalut mesra.
@siang di ketintang.....
angin telah menyampaikan salamku padanya. katanya, semua akan indah pada waktunya.
"Apa kabarmu, kekasih?"
terbasuh sudah rindu pada palung perempuanku.saat tetesan cinta membalut mesra.
@siang di ketintang.....
Langganan:
Postingan (Atom)